Mendadak Investor

Kemarin malam, ada seorang teman -binaan ngaji tepatnya- datang ke rumah. Dia meminta masukkan mengenai kondisi bisnis warungnya yang sulit. Laba segitu-gitunya, harus berbagi dengan jumlah cicilan yang tidak kunjung selesai. Kondisi diperparah dengan berakhirnya masa kontrak warungnya yang sekaligus dengan rumah tempat tinggalnya. Beliau bermaksud menambah pinjaman dan minta pendapat saya pada malam itu.

Saya coba bongkar kondisi keuangan ybs, cukup pelik kondisinya, dimana laba yang dihasilkan oleh bisnis warungnya tidak akan bisa mencukupi jumlah kewajiban bulanan yang ada (cicilan sewa, bagi hasil, pengembalian pokok modal, belum lagi keperluan rumah tangganya). Dengan bahasa teori dapat dikatakan bahwa dengan Rasio kecukupan modal yang minim (karena sebagian besar modal didapat dari pinjaman) menghasilkan Cost of capital juga membengkak dan free cash flow yang dihasilkan tidak mencukupi. Demikian bahasa gaya-nya :-)

Beberapa jam kami mencari jalan keluar dari kondisi ini, menambah pinjaman hampir tidak mungkin karena dengan jumlah pinjaman yg ada sudah membuat usaha ini hampir "tidak ada sisanya". Ditambah lagi waktu yang mepet mengingat kontrakan warung dia berakhir esok hari. Akhirnya ketemu juga setitik jalan keluar, ohhh ternyata yang dia butuhkan adalah PINJAMAN TANPA ANGSURAN ..!!! adakah ??

Ada ! Penyertaan modal adalah jawabannya.

Dengan uang pribadi yang ada, saya memberikan komitmen untuk ikut menyuntik modal untuk warungnya dia. Cash flow tambahan ini diperkirakan cukup untuk membayar kontrakan selama 6 bulan dan sedikit menambah modal. Kami pun menyusun langkah bagaimana cara menambah laba, salah satunya adalah dengan fokus pada item dengan marjin besar atau yang memiliki perputaran cepat. Buah, Sembako, Gas 3kg diantaranya. Sebagai investor dadakan, saya meminta kompensasi bagi hasil "serido-nya" selama 6 bulan, dan bagi hasil 10% dari laba kotor di bulan ke 7. Tempo pengembalian modal tidak mengikat, selama modal belum dikembalikan maka saya berhak atas bagi hasil, dan bila ada terjadi pengembalian modal, hal ini akan mengurangi hak saya sebagai investor secara proporsional.

Bismillah, komitmenpun digulirkan dengan niat menolong dan juga berbisnis secara profesional. Jadilah malam itu saya investor dadakan. Dan akhirnya sang kawanpun bisa pulang dengan dada yang lega. Uang akan kami setor keesokkan hari berbarengan dengan perjanjian tertulisnya.

Belum selesai komitmen diwujudkan, malam itu juga ketika kami sekilas masuk kebelakang. Terlihat fax masuk, berisi orderan ratusan pasang sepatu dari sebuah kota kecil yang kamipun tak tahu letaknya di Peta Kalimantan. Perkiraan laba transaksi ini lebih separuh dari uang yang diniatkan untuk menolong sang kawan ini.

Subhanallah... Ya Rahman... Engkau memang Maha Pemurah. Mengapa begitu cash niat kebaikan dibayarkan ? Malu aku dibuatnya...

Comments

Popular posts from this blog

Washington 2017 - 1st story

Wisata Museum Linggarjati Kuningan

Mengenal Anatomi Sepatu