Perjalanan ke Melbourne (1)

Ketika pertama kali mendengar Melbourne, yang terbayang dalam benak ini adalah sebuah kota besar, gedung betingkat, hangat, penuh trem dan heterogen.

Tapi kayaknya nggak sepenuhnya benar.

Ini adalah kali pertama saya ke Melbourne, bahkan ke Australia, tangga 15 Nopember 2014, untuk tugas yang diberikan kantor untuk membuka peluang bisnis IT offshoring, yakni mencari peluang pekerjaan berbasis IT di Australia yg bisa dikerjakan di Indonesia.

Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari tiket berangkat, dengan menggunakan www.Skyscanner.com. Web ini adalah search engine (agregator) yang mencarikan alternatif penerbangan dan dapat di-sort dari yang paling murah sampai paling mahal. Tuh.. gambar dibawah kelihatan, yg paling murah pada tanggal itu adalah Jetstar, USD 474 udah dapat penerbangan pp Denpasar - Melbourne. 




Walopun low cost, tapi pesawat jetstar lumayan baguslah.. wide body, ada tv system didalamnya. Tapi harus diingat namanya low cost, dia akan berupaya menarik uang tambahan dari para penumpangnya. Bagasi bayar lagi, mau nonton film bayar lagi, makan beli.. untung aja masuk toilet masih gratis #emangnyaToiletIndo.

Boarding pass Jetstar, sudah ada tandanya bahwa kita beli makanan & movie di pesawat
Untuk bagasi, saya beli yg 20kg ($35), keterusan deh pengen nonton ($15) dan makanan ($15). Hasilnya nyesel, ngapain flight malam jam 23.00 nonton & makan.. makanannya juga nggak enak2 amat, not worthed untuk makanan senilai 150 ribu. Duhh melayanglah sudah $30. :-(
Hikmah pertama: Jika pakai low cost carrier, nggak usah beli macem2. Tetaplah ngirit sesuai tujuan beli low cost irline

Makanannya biasa aja *tapi ludess juga*


Inflight entertainment seharga 150ribu


Perjalanan selama 6 jam, berangkat jam 23.00. Ngantuk tapi sayang dah beli paket nonton .. membuat tidur menjadi kurang khusyuk.. jadilah kami tiba di Tullamarine dengan terkantuk-kantuk. Tiba di bandara, saya mulai merasakan aura "salah kostum". Lahh.. december supposed to be summer, di wheather.com Melbourne katanya 20-31C, maka saya hanya bawa 1 jaket dan 1 jas. Nggak bawa kaos lengan panjang, sweater or else ...

Jadilah kami keluar bandara jam 9 pagi itu dengan termehek-mehek, kedinginan, 10 derajat boo..

Ooh iya, imigrasi Australia terkenal dengan scanning-nya yang ketat. Makanan matang apalagi mentah dilarang dibawa, kecuali kalau kemasan dari pabrik. Rokok maksimum dibawa 50 batang. Selain itu aman sih.. Kalo bawa makanan, rokok >50 batang, wajib di-diclare di form immigrasi yg sudah disediakan di pesawat.. jangan sampai nggak di-declare, pas diperikan petugas bandara ketahuan... alamat denda >200 dollar...

Alhamdulillah, kemarin bisa keluar bandara dengan aman sentosa.. ditanya aja sama petugas, apa bawa makanan kering, daging, ikan dll, tapi bagasi nggak diperiksa *test kejujuran*. Karena memang tidak bawa macem2 *nyesel* akhirnya lulus dengan selamat.

Keluar, tinggal nunggu dijemput pa Iwan, bapak kost kami.. (bersambung)









Comments

Herya Media said…
Wah wah keren tulisan blognya. Kalau tertarik kami bisa bantu untuk menjadikannya buku seperti novel-novel di gramedia dengan biaya murah. Kami bantu mulai dari pracetak (bahkan pengumpulan tulisan dari blog/ website untuk dijadikan buku) dengan biaya murah (self publishing).
Untuk mengetahui lebih jauh tentang kami atau contoh beberapa buku yang sudah kami bantu terbitkan bisa dicek: www.heryamedia.com atau https://heryamedia.wordpress.com/

Kontak kami:
SMS Centre: 0877-80538726/ 0877-67866622
BBM: 2AC9FC12
WA: 087767866622
Email: heryamedia@yahoo.com/ heryamedia@gmail.com

Popular posts from this blog

Washington 2017 - 1st story

Wisata Museum Linggarjati Kuningan

Mengenal Anatomi Sepatu